SEJARAH KERAJAAN
MAKALAH
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas
Pelajaran
Sejarah
OLEH
Nama : M. FIKRI IHSANI
Kelas : XI IPA 1
Sekolah Menengah
Atas
(SMA) Negeri 2
Banjarmasin
2011 / 2012
1.
Kerajaan Kutai
Letak
Kerajaan : terletak di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam. Nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasati, yaitu di
daerah Kutai.
Sumber menyatakan bahawa di Kalimantan Timur telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India) adalah beberapa dari penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti). Tulisan itu berhasil ditemukan terdapat pada tujuh buah tiang batu yang disebut dengan nama Yupa. Tulisan yang terbuat pada Yupa itu mempergunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Sumber menyatakan bahawa di Kalimantan Timur telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India) adalah beberapa dari penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti). Tulisan itu berhasil ditemukan terdapat pada tujuh buah tiang batu yang disebut dengan nama Yupa. Tulisan yang terbuat pada Yupa itu mempergunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Raja :
- Maharaja Kundungga, gelar anumerta Dewawarman
- Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)
- Maharaja Mulawarman
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Nala Parana Tungga
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Kehidupan
Masyarakat :
1.
Kehidupan Sosial
Berdasarkan isi
prasasti-prasasti Kutai dapat diketahui bahwa pada abad ke-4 M di daerah Kutai
terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh Hindu.
Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi
menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur
yang datang dari luar (India) dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa
Indonesia sendiri.
2. Kehidupan Ekonomi
Dilihat dari letaknya, Kutai
sangat strategis, terletak pada jalur aktifitas pelayaran dan perdagangan
antara dunia barat dan dunia timur. Secara langsung maupun tidak langsung besar
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Kutai, terutama dalam bidang
perekonomian masyarakatnya, dimana perdagangan juga dijadikan mata pencaharian
utama saat itu.
Runtuhnya :
Kerajaan
Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura)
berbeda dengan Kerajaan
Kutai Kartanegara yang ibukotanya
pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang
disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam
yang disebut Kesultanan
Kutai Kartanegara.
Kepercayaan:
Pendiri Dinasti Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti
tersebut didirikan oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai
adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan
yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.
Adapun isi prasati tersebut
menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai
seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk
keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan
nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah
masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut
membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah
memeluk agama Hindu.
2. Kerajaan
Tarumanegara
Letak Kerajaan : Tarumanegara terletak di jawa Barat. Pusatnya belum
dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi,
kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan
kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan
Cirebon.
Raja :
3.
Purnawarman
8.
Kertawarman
12. Linggawarman
Kehidupan Masyarakat : Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu
masyarakat , adalah matapencaharian masayarakat pada saat itu. Berdasarkan
bukti-bukti dan sumber yang ada sampai saat ini, dapatlah di duga bagaimana
kira-kira marta pencaharian penduduk pada zaman Tarumanegara. Kalau dugaan
tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat diterima,
maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan, pertambangan, perikanan
dan perniagaan termasuk mata pencarian penduduk Tarumanegara di samping
pertanian, peleyaran ,dan perternakan. Bukti pada masa itu ada perburuan adalah,
adanya berita tentang perdagangan cula badak dan gading gajah, sedangkan gajah
dan badak adalah hewan liar. Dari situ lah disimpulkan untuk mendapatkan itu,
mereka harus berburu .Sedang perikanan, pada masa itu terjadi jual beli kulit
penyu . Untuk pertambangan, kita peroleh dari perdagangan mas dan perak.
Jelaslah trelah disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya
perniagaan pada saat itu. Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran
yang dilakukan pada tahunke dua pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman.
Yang kegunaanya untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di
sekitar itu. Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya dengan
pertanian .Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai pelayaran
,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang
cukup streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan penduduknya di
bidang pelayaran. Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu
mereka telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang
, nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras. Selain
beras mereka makan buah-buahan serta daging. Pada saat itu perhubungan
taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan perhubungan air. Mengenai
hubungan darat, dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa lembu merupakan
hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan pertanian, hewan
ini juga di pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri, dari satu tempat
ke tempat lain, yang tidak terlalu berjauhan letaknya. Berdasarkan suber-sumber
yang sangat tidak lengkap itu, dapat diperkirakan golongan masyarakat pada masa
itu ialah kaum tani, pemburu, pedagang pelaut, nelayan, dan peternak. Walaupun
demikian, tidak dapat dipastikan, bagaiman pembagian kerja itu dilakukan
ditinjau dari segi budaya, golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan
masyarakat berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli. Menurut
bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa
sansekerta pada masa itu. Namun berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun lun yang
digunakan baik dijawa maupun di Sumatra. Kwunlun ini adalah bahasa Indonesia
yang tercampur dengan bahasa sansekerta . Dari berita fa – shien jelas, bahwa
pada awal abad ke 5 di trauma Negara terdapat tiga macam agama, yaitu agama
budha, Hindu dan agama yang kotor dan dari ketiga agama tersebut agama hindulah
yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang
ditemukan .Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu, Prasasti Pasir kolengkak.
Apa yang kita ketahui tentang agama budha di trauma Negara, sama sekali
terbatas kepada berita Fa shien yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat
sedikit sekali orang beragama budaha termasuk dia. Agama kotor adalah agama
yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh India ke Indonesia.
Runtuhnya : Tahun 686
Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja
Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat
Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi,
menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca.
Raja berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan
menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar
pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi
tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena
kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka
kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan mudah
memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara
Kepercayaan
: Berdasarkan
prasasti-prasasti yang ditemukan, bahwa kepercayaan Hindu- Buddha sangat
berakar kuat di kerajaan ini. Perkembangan agama Hindu sangat baik, hal ini
ditandai dengan hubungan yang erat antara raja dan Brahmana. Dengan demikian,
agama Hindu memberikan nilai-nilai terhadap kehidupan kerajaan. Sementara itu,
berita dari Fa Hsien dijelaskan bahwa penganut agama Buddha sangat sedikit
dibanding dengan agama Hindu.
3.
Kerajaan Holing
Letak kerajaan : Berita Cina berasal
dari Dinasti T’ang yang menyebutkan bahwa letak Kerajaan Holing berbatasan
dengan Laut Sebelah Selatan, Ta-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali)
sebelah Timur dan To-Po-Teng di sebelah Barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-Po
(Jawa), sehingga berdasarkan berita tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerajaan
Holing terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. J.L. Moens dalam
menentukan letak Kerajaan Holing meninjau dari segi perekonomian, yaitu
pelayaran dan perdagangan. Menurutnya, Kerajaan Holing selayaknya terletak di
tepi Selat Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya. Alasannya, Selat Malaka
merupakan selat yang sangat ramai dalam aktifitas pelayaran perdagangan saat
itu. Pendapat J.L. Moens itu diperkuat dengan ditemukannya sebuah daerah di
Semenajung Malaya yang bernama daerah Keling.
Raja :
1.
Aryo Timur
2.
Pati Unus
3.
Faletehan
4.
Sultan Trenggono
Kehidupan Masyarakat :
1.
Kehidupan Politik
Berdasarkan berita Cina disebutkan
bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu
Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Rakyat
tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun
rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya.
2.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang
keras dari Ratu Sima. Di samping ini juga sangat adil dan bijaksana dalam
memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala
keputusan Ratu Sima.
3.
Kehidupan Ekonomi
kehidupan perekonomian masyarakat
Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal
hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat
yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan
perdagangan dengan teratur.
Runtuhnya : Keruntuhan
kerajaan Ho-ling terjadi pada tahun 752, karena Kerajaan Ho-ling menjadi
wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan
Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaklukan
Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan
Sriwijaya-Buddha.
Kepercayaan : Memeluk
agama budhakarena agama budha pertama kali masuk di indonesia jadi agama itulah
yang di anutoleh ratu sima dan para masyarakatnya.
4.
Kerajaan Sriwijaya
Letak
Kerajaan : Kerajaan Sriwijaya berpusat di daerah
yang sekarang dikenali sebagai Palembang di Sumatra
Raja :
Dapunta Hyang Sri Yayanaga
(Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo 684 M)
Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
Maharaja (berita Arab, 851 M)
Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
Maharaja (berita Arab, 851 M)
Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
Kehidupan
Masyarakat : Kehidupan Ekonomi
Menurut
catatan asing, Bumi Sriwijaya menghasilkan bumi beberapa diantaranya, yaitu
cengkeh, kapulaga, pala, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus,
gading, timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah dan penyu.
Barang-barang tersebut dijual atau dibarter dengan kain katu, sutera dan
porselen melalui relasi dagangnya dengan Cina, India, Arab dan Madagaskar
Runtuhnya : Akibat dari persaingan di bidang pelayaran dan perdagangan, Raja
Rajendra Chola melakukan dua kali penyerangan ke Kerajaan
Sriwijaya. Bahkan pada penyerangganya yang kedua,
Kerajaan Chola berhasil menawan Raja Cri Sanggrama Wijayatunggawarman
serta berhasil merebut kota dan bandar-bandar penting Kerajaan Sriwijaya.
Pada abad ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran yang luar
biasa. Kerajaan besar di sebelah utara, seperti Siam.
Kerajaan Siam yang juga memiliki kepentingan dalam
perdagangan memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah selatan. Kerajaan Siam berhasil menguasai daerah semanjung Malaka, termasuk Tanah
Genting Kra. Akibat dari perluasan Kerajaan Siam
tersebut, kegiatan pelayaran perdagangan
Kepercayaan
: agama Budha
5.
Kerajaan Mataram Kuno
Letak
Kerajaan : Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Wonosobo, Jawa
Tengah,
Raja :
- Bhanu
- Dyah Balitung
- Dyah Tulodhong
- Dyah Wawa
- Mpu Daksa
- Rakai Garung
- Rakai Panangkaran
- Samaratungga
- Sanjaya, Rakai Mataram
Kehidupan Masyarakat :
1.
Kehidupan ekonomi
Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana. Hal ini
bisa dilihat dari usahausaha yang ia lakukan, seperti Mpu Sindok banyak
membangun bendungan dan memberikan hadiah-hadiah tanah untuk pemeliharaan
bangunan suci untuk meningkatkan kehidupan rakyatnya. Begitu pula pada masa
pemerintahan Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara
Sungai Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir. Sementara
itu dibidang sastra, pada masa pemerintahannya telah tercipta satu hasil karya
sastra yang terkenal, yaitu karya Mpu Kanwa yang berhasil
menyusun kitab Arjuna Wiwaha. Pada masa Kerajaan Kediri banyak informasi dari
sumber kronik Cina yang menyatakan tentang Kediri yang menyebutkan Kediri
banyak menghasilkan beras, perdagangan yang ramai di Kediri dengan barang yang
diperdagangkan seperti emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Dari
keterangan tersebut, kita dapat menilai bahwa masyarakat pada umumnya hidup
dari pertanian dan perdagangan.
2.
Kehidupan sosial-budaya
Dalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok
mengi inkan penyusunan kitab Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha),
padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Pada masa pemerintahan Airlangga
tercipta karya sastra Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu
pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra
Ramayana dan Mahabharata yang ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa.
Raja Airlangga merupakan raja yang peduli pada keadaan masyarakatnya. Hal itu
terbukti dengan dibuatnya tanggul-tanggul dan waduk di beberapa bagian di Sungai
Berantas untuk mengatasi masalah banjir. Pada masa Airlangga banyak
dihasilkan karya-karya sastra, hal tersebut salah satunya disebabkan oleh
kebijakan raja yang melindungi para seniman, sastrawan dan para pujangga,
sehingga mereka dengan bebas dapat mengembangkan kreativitas yang mereka
miliki.
Pada kronik-kronik Cina tercatat beberapa hal penting tentang Kediri yaitu:
Pada kronik-kronik Cina tercatat beberapa hal penting tentang Kediri yaitu:
1) Rakyat
Kediripada umumnya telah memiliki tempat
tinggal yang baik, layak huni dan tertata dengan rapi, serta rakyat telah mampu
untuk berpakaian dengan baik.
2)
Hukuman di Kediri terdapat dua macam yaitu denda dan hukuman mati bagi perampok.
3) Kalau
sakit rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup dengan memuja para dewa.
Runtuhnya : Runtuhnya
kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, disebabkan
oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian
lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh
kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya
kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun
927-929 M. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan
pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat
sungai besar dan tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa
Timur, apalagi di pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk
perdagangan, dan dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan. Mpu
Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino
ketika Wawa menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan
mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat
kerajaan . Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil
membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang
berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan
948 M.
Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan
Mataram di Jawa Timur antara lain prasasti Pucangan, prasasti
Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara,
prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun Hyang, dan prasasti
Gandhakuti yang berisi penyerahan kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada
sepupunya yaitu Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.
Kepercayaan
: Kerajaan Mataram Kuno (abad ke-8) adalah kerajaan
Hindu
6.
Kerajaan Medang Kamulan
Letak Kerajaan : berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan
bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Raja :
- Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang
- Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra
- Rakai Panunggalan alias Dharanindra
- Rakai Warak alias Samaragrawira
- Rakai Garung alias Samaratungga
- Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
- Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
- Rakai Watuhumalang
- Rakai Watukura Dyah Balitung
- Mpu Daksa
- Rakai Layang Dyah Tulodong
- Rakai Sumba Dyah Wawa
- Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
- Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
- Makuthawangsawardhana
- Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Medang berakhir
Pada
daftar di atas hanya Sanjaya yang memakai gelar Sang Ratu, sedangkan
raja-raja sesudahnya semua memakai gelar Sri Maharaja.
Kehidupan Masyarakat : Penduduk Medang sejak periode Bhumi
Mataram sampai periode Wwatan pada umumnya bekerja sebagai petani. Kerajaan Medang memang terkenal sebagai
negara agraris, sedangkan saingannya, yaitu Kerajaan Sriwijaya
merupakan negara maritim.
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa
pemerintahan Sanjaya adalah Hindu
aliran Siwa. Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan
berganti menjadi Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai Pikatan dari Sanjayawangsa berkuasa, agama Hindu dan Buddha
tetap hidup berdampingan dengan penuh toleransi.
Runtuhnya : Karena perebutan kekuasaan. Salah satunya perebutan kekuasaan lalu
lintas perdagangan di Asia Tenggara
Kepercayaan : agama Hindu
7.
Kerajaan Kediri
Letak Kerajaan : Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri
pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.
Pusat kerajaanya terletak di tepi S. Brantas yang pada masa itu telah menjadi
jalur pelayaran yang ramai.
Raja ;
- Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan (1042).
- Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan.
- Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti Tangkilan (1130).
- Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Kerajaan Kediri, berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157).
- Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161).
- Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171).
- Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181).
- Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana.
- Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Kitab Nagarakretagama, dan Kitab Pararaton
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2192765-sejarah-singkat-kerajaan-kediri/#ixzz1ZcFI5MNB
Kehidupan Masyarakat : Perekonomian Kediri bersumber atas
usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai penghasil
beras, kapas dan ulat sutra. Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi,
kerajaan Kediri cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan
memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya dibayar dengan hasil bumi.
Keterangan ini diperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab
Ling-wai-tai-ta.
Runtuhnya : Runtuhnya kerajaan Kediri
dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi pertentangan dengan kaum
Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa
meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok
, akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada
tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada
masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri.
.Kepercayaan : agama Hindu
8. Kerajaan
Singasari
Raja :
Versi
Pararaton adalah:
- Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
- Anusapati (1247 - 1249)
- Tohjaya (1249 - 1250)
- Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
- Kertanagara (1272 - 1292)
Versi
Nagarakretagama adalah:
- Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
- Anusapati (1227 - 1248)
- Wisnuwardhana (1248 - 1254)
- Kertanagara (1254 - 1292)
Kehidupan Masyarakat : Pertanian dan perkebunan
Meskipun sudah menjadi daerah industri namun budaya agraris masih kental di daerah ini. Hal ini bisa dilihat di pasar Singosari dimana dengan mudah dijumpai toko-toko yang menjual alat-alat pertanian tradisional seperti cangkul, sabit, lempak, bajak sapi dll, begitu juga dengan toko-toko yang menjual pupuk, pestisida dan benih unggul. Khusus untuk hari Senin dan Jumat akan ada pasar hewan dimana para penjualnya (blantik) dapat dikenali dengan mudah karena kebanyakan dari mereka memakai topi koboi. Hasil pertanian yang utama adalah padi disusul dengan palawija dan buah-buahan seperti duku, mangga dan sawo. Kebanyakan buah-buahan tersebut ditanam secara sporadis di pekarangan rumah atau kebun. Beberapa daerah yang mengandalkan irigasi tadah hujan ditanami tebu selama musim penghujan seperti Dengkol, Watugede, Baturetno dan Banjar Arum. Selain itu terdapat Balai Inseminasi Buatan di Desa Sumberawan dan Balai Benih Induk Palawija di Desa Songsong.
Runtuhnya
: Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa
akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292
terjadi pemberontakan Jayakatwang
bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan
dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota
baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun
berakhir.
Kepercayaan
: agama Hindu
9. Kerajaan
Majapahit
Letak
Kerajaan : di Jawa Timur
Raja :
- Raden Wijaya 1273 – 1309
- Jayanegara 1309-1328
- Tribhuwanatunggaldewi 1328-1350
- Hayam Wuruk 1350-1389
- Wikramawardana 1389-1429
- Kertabhumi 1429-1478
Kehidupan Masyarakat : Kehidupan Ekonomi
· Dalam dunia perdagangan,kerajaan majapahit
memegang 2 (dua) peranan penting :
- 1. Sebagai kerajaan produsen kerajaan majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dan kondisi tanah yang subur.dengan daerah yang subur,kerajaan majapahit menjadi produsen banyak barang dagangan.
- 2. Sebagai kerajaan perantara kerajaan majapahit juga bertindak sebagai pedagang perantara.artinya,membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
Runtuhnya ; Sepeninggal Raden Wijaya, Kerajaan Majapahit dilanda
beberapa pemberontakan. Pemberontakan tersebut antara lain ialah pemberontakan
Ranggalawe, Sora, dan Kuti selama masa pemerintahan Jayanegara (1309-1328),
serta pemberontakan Sadeng dan Keta pada masa Tribhuwanatunggadewi (1328-1350).
Pemberontakan baru dapat berakhir pada masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk
(1350-1389). Setelah masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk, pamor Kerajaan Majapahit
semakin menurun. Pada 1522, Kerajaan Majapahit hancur akibat terjadinya perang
saudara. Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi runtuhnya Kerajaan Majapahit
ialah munculnya Kerajaan Malaka dan berkembangnya kebudayaan Islam.
Kepercayaan
: agama Hindu
10. Kerajaan Bali
Letak
Kerajaan : terletak di antara Pulau Jawa dan
Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini.
Raja :
*
Sri Candrabhaysingka Warmadewa.
*
Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa.
*
Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu uttara Widhi Balawan dan
Rajawacana (1133 – 1150).
*
Jayapangus, menggunakan kitab undang-undang Manawasasa nadharma (117 – 1181).
*
Tahu 1284 Kerajaan Bali di taklukan oleh Kertanegara dari Singa-sari.
Kehidupan Masyarakat : Kehidupan
ekonomi yang berkembang di Bali adalah sektor pertanian. Hal itu dapat
dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat dalam berbagai prasasti yang
menunjukkan usaha dalam sektor pertanian, seperti suwah, parlak (sawah kering),
gaga (ladang), kebwan (kebun), dan kaswakas (pengairan sawah).
Runtuhnya : Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja
Bedahulu atau yangdikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih
yang sangatsakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari
kerajaanmajapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan
KerajaanMajapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki
Kebo Iwake jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai
KiKebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar BaliKi
Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah danbatu
yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya
diamenyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia
dapatdibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah
Madapada tahun 1343.
Kepercayaan : Menyembah banyak dewa yang bukan hanya
berasal dari dewa Hindu & Buddha tetapi juga dari kepercayaan animisme
mereka.